Arti Kata "syubhat" Menurut KBBI

Arti kata, ejaan, dan contoh penggunaan kata "syubhat" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

syubhat

syub·hat n Isl keragu-raguan atau kekurangjelasan tt sesuatu (apakah halal atau haram dsb) krn kurang jelas status hukumnya; tidak terang (jelas) antara halal dan haram atau antara benar dan salah;
-- hati keragu-raguan hati;
ber·syub·hat v menaruh keragu-raguan

Bantuan Penjelasan Simbol
a Adjektiva, Merupakan Bentuk Kata Sifat
v Verba, Merupakan Bentuk Kata Kerja
n Merupakan Bentuk Kata benda
ki Merupakan Bentuk Kata kiasan
pron kata yang meliputi kata ganti, kata tunjuk, atau kata tanya
cak Bentuk kata percakapan (tidak baku)
ark Arkais, Bentuk kata yang tidak lazim digunakan
adv Adverbia, kata yang menjelaskan verba, adjektiva, adverbia lain
-- Pengganti kata "syubhat"
Advertisement

📝 Contoh Penggunaan kata "syubhat" dalam Kalimat

1.Dalam diskusi agama, syubhat muncul karena kurangnya petunjuk yang jelas.
2.Para ulama masih berdebat tentang status hukumnya dalam masalah tersebut.
3.Saya merasa berisyubhat ketika memutuskan untuk mengambil keputusan besar.
4.Dalam bukunya, penulis menjelaskan bahwa syubhat seringkali timbul karena kurangnya informasi.
5.Mereka harus berhati-hati dalam menganalisis data untuk menghindari syubhat.

📚 Penggunaan kata "syubhat" dalam artikel

Mengenal Kata "Syubhat" - Keragu-Raguan dalam Hukum Islam

Kata "syubhat" merupakan istilah yang digunakan dalam bahasa Indonesia untuk menggambarkan keragu-raguan atau kekurangjelasan dalam menentukan status hukum sesuatu. Dalam konteks sejarah, syubhat berkembang sebagai konsep dalam hukum Islam, terutama dalam masalah kehalalan dan kemahalan. Konsep ini dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat Arab pada masa lalu untuk menentukan apakah suatu tindakan adalah halal atau haram. Dalam kehidupan sehari-hari, syubhat sering muncul dalam situasi yang memerlukan penilaian moral. Misalnya, ketika seseorang harus memutuskan apakah makanan yang disajikan di warung makan tersebut halal atau tidak. Dalam situasi seperti ini, mereka mungkin akan merasa syubhat karena tidak memiliki informasi yang jelas tentang status hukum makanan tersebut. Contoh lain adalah ketika seseorang harus memutuskan apakah tindakan tertentu adalah benar atau salah. Dalam situasi seperti ini, mereka mungkin akan merasa syubhat karena tidak memiliki informasi yang cukup untuk membuat keputusan yang tepat. Dalam budaya Indonesia modern, syubhat tetaplah relevan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang masih menghadapi situasi yang memerlukan penilaian moral, seperti ketika harus memutuskan apakah suatu tindakan adalah halal atau haram. Dalam situasi seperti ini, mereka mungkin akan merasa ber-syubhat karena tidak memiliki informasi yang jelas tentang status hukum tindakan tersebut. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami konsep syubhat dan cara menghadapinya dalam kehidupan sehari-hari.