Arti Kata "deparpolisasi" Menurut KBBI

Arti kata, ejaan, dan contoh penggunaan kata "deparpolisasi" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

deparpolisasi

de·par·po·li·sa·si /déparpolisasi/ n pengurangan jumlah partai politik

Bantuan Penjelasan Simbol
a Adjektiva, Merupakan Bentuk Kata Sifat
v Verba, Merupakan Bentuk Kata Kerja
n Merupakan Bentuk Kata benda
ki Merupakan Bentuk Kata kiasan
pron kata yang meliputi kata ganti, kata tunjuk, atau kata tanya
cak Bentuk kata percakapan (tidak baku)
ark Arkais, Bentuk kata yang tidak lazim digunakan
adv Adverbia, kata yang menjelaskan verba, adjektiva, adverbia lain
-- Pengganti kata "deparpolisasi"
Advertisement

📝 Contoh Penggunaan kata "deparpolisasi" dalam Kalimat

1.Berdasarkan hasil survei, masyarakat umum memandang deparpolisasi sebagai cara untuk meningkatkan stabilitas politik di Indonesia. Pengamat politik menyatakan bahwa deparpolisasi akan meningkatkan kemampuan pemerintah dalam menjalankan kebijakan publik. Pada awal tahun, pemerintah memulai proses deparpolisasi dengan mengajukan revisi UU Partai Politik.

📚 Penggunaan kata "deparpolisasi" dalam artikel

Mengenal Kata "deparpolisasi" - Pengurangan Jumlah Partai Politik

Kata "deparpolisasi" telah menjadi perdebatan hangat di kalangan politisi dan masyarakat dalam beberapa tahun terakhir. Secara umum, deparpolisasi merujuk pada proses pengurangan jumlah partai politik dalam suatu sistem demokrasi. Dalam sejarah Indonesia, fenomena ini telah terjadi beberapa kali, seperti pada masa Orde Baru di bawah pemerintahan Suharto. Pada masa itu, pemerintah melakukan deparpolisasi dengan cara membatasi kebebasan partai politik dan menguasai kekuasaan secara monopoli. Hal ini berdampak pada penurunan jumlah partai politik dari 123 menjadi 3 partai. Fenomena deparpolisasi ini telah menciptakan kekacauan dalam sistem demokrasi Indonesia dan telah berdampak pada ketidakstabilan politik. Dalam kehidupan sehari-hari, deparpolisasi dapat dilihat dalam berbagai konteks. Contohnya, "Deparpolisasi ini akan memungkinkan pemerintah untuk mengambil keputusan dengan lebih cepat dan efektif," kata seorang analis politik. "Namun, hal ini juga dapat memicu kekecewaan warga dan meningkatkan ketidakpuasan politik." "Deparpolisasi juga dapat mempengaruhi kualitas demokrasi dan kebebasan sipil dalam suatu negara," tambah seorang pakar politik. Dalam budaya Indonesia modern, deparpolisasi telah menjadi topik perdebatan hangat di media sosial dan kalangan intelektual. Banyak orang yang khawatir akan dampak negatif deparpolisasi pada demokrasi dan kebebasan sipil. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa deparpolisasi dapat membantu meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemerintahan.